Daftar Blog Saya

Jumat, 22 Oktober 2010

LEMBAH BONGKOK






Pegunungan Sawal ditetapkan sebagai suaka margasatwa berdasar SK Menteri Pertanian No. 420/Kpts/Um/6/1979 tanggal 6 April 1979, dengan luas 5400 ha. Hal ini diperkuat dengan PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT yang memasukan Gunung Sawal sebagai kawasan suaka margasatwa.

Kawasan suaka margasatwa dipastikan memiliki keanekaragaman hayati (pohon dan hewan) yang tinggi dan atau keunikan jenis satwa tertentu yang keberadaannya sangat tergantung terhadap kawasan tersebut. Adapun kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan suaka margasatwa:

1. merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya.
2. merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah.
3. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi.
4. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
5. mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

Dengan status suaka margasatwa, secara ekologis Pegunungan Sawal penting sebagai tempat perlindungan terhadap hewan. Penunungan Sawal bukan hanya Bongkok, Cinarimbang dan Golkar, ada banyak puncak dengan range ketinggian antara 600-1764 mdpl (ada yang pernah ngitung jumlahnya?, Kang Adam tau nga?). Secara hidrologis merupakan sumber mata air sungai Citanduy.

Dari survey yang dilakukan BKSDA Jabar II pada tahun 2003, sedikitnya ada 24 jenis hewan, 9 jenis termasuk mamalia, 12 jenis burung dan 3 jenis reptil. Merupakan habitat flora fauna yaitu Kijang (Muntiacus muncak), Kancil (Tragulus javanicus), Kera (Macaca fascicularis), Landak (Hystrix brachyura), Macan Tutul (Panthera pardus), serta beberapa jenis burung. Yang membanggakan dan sekaligus perlu di jaga kelestariannya di Pegunungan Sawal ternyata terdapat Elang Jawa (Spizaetus bartlesi), itu sebabnya BirdLife-International memasukan Pegunungan Sawal ke dalam Important bird Area (IBA), terjemahan bebasna daerah penting untuk burung. Owa Jawa (Hylobates moloch) yang termasuk hewan endemik Jawa, artinya hanya ada di Pulau Jawa, ada juga di Pegunungan Sawal ini. Anggrek malah terdapat sampai 86 jenis, 61 jenis efipit dan 25 lainnya anggrek tanah. Adakah diantara rekan-rekan yang pernah melihat Elang Jawa?, sukur kalo ada mah.

Akan sayang kalo tempat yang begitu kaya keanekaragaman hayati ini ruksak. Informasi terbaru saya nga tahu, tapi kayanya makin banyak areal Pegunungan Sawal yang dijadikan ladang. Contoh yang jelas mah di Lembah Bongkok, makin banyak saja hutannya yang di tebang.

Jadi ada sedikit usulan, bagaimana kalo suatu saat kita ke Bongkok misalnya dan tidak hanya naik gunung saja, ada aktivitas lain yang bisa menambah keilmuan kita, misalnya pengamatan burung, atau melakukan analisis vegetasi. Sehingga kita tidak hanya bangga dengan mengatakan sudah 100 kali naik Bongkok misalnya, juga bisa bilang di jalur pendakian Bongkok ada 100 jenis burung, ada 100 jenis tumbuhan.

GUNUNG TAMPOMAS

















GUNUNG TAMPOMAS


DIKETAHUI dari beberapa sumber terutama dari penduduk Kabupaten Sumedang, hanya sedikit yang benar-benar mengetahui keberadaan gua alam ini dan hampir sebagian besar menyatakan kesangsiannya bahwa di Gunung Tampomas terdapat sebuah gua.

Sebagian besar, khususnya masyarakat Kabupaten Sumedang serta sebagian penduduk yang berada di wilayah Jawa Barat lainnya, mengenal Gunung Tampomas selain pemandangan alam serta potensi air alamnya yang melimpah dan terkenal dengan kejernihannya, mereka mengenal bahwa di gunung tersebut terdapat patilasan Eyang Prabu Siliwangi, yang sering dijadikan sebagai sebuah tempat ziarah untuk mengenang perjuangan serta kesalehan beliau. Termasuk pula ilmu beliau yang hingga saat ini masih terasa manfaatnya, munculnya istilah silih wangian serta beberapa hal yang masih memiliki keterkaitan dengan istilah ini.

Dari sebuah sumber terpercaya penulis memperoleh sebuah informasi bahwa gua alam Gunung Tampomas itu memang ada. Bukan lagi merupakan sebuah mitos, bahkan beberapa waktu sebelumnya telah diadakan sebuah eksplorasi alam, menelusuri gua tersebut, dan Maha Suci Allah, gua tersebut ternyata memiliki potensi yang menakjubkan dari segi relief maupun kedalamannya.

Sumber terpercaya yang penulis maksud merupakan seorang tokoh masyarakat daerah setempat. Salah satu hal yang beliau inginkan ialah diadakan sebuah eksplorasi penelitian alam, dan pengelolaan potensi sumber daya alam Kabupaten Sumedang untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya, yang tentunya dikelola oleh sebuah badan/lembaga yang diterima oleh semua pihak sehingga adil.

Sangat disayangkan, telah beberapa kali beliau meminta perhatian khusus dari pemda setempat terkait pengembangan SDA ini termasuk Dinas Pariwisata, untuk sama-sama berupaya mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan melalui pemanfaatan beberapa tempat yang mengandung potensi wisata dan sejarah, namun belum juga ditanggapi dengan sungguh-sungguh.